Cikembar Jadi Desa Percontohan Open Defecation Free Kabupaten Sukabumi

Senin, 22 Maret 2021 - 19:49 WIB
Cikembar Jadi Desa Percontohan Open Defecation Free Kabupaten Sukabumi
Cikembar Jadi Desa Percontohan Open Defecation Free Kabupaten Sukabumi

TatarSukabumi.ID - Rapat koordinasi Open Defecation Free (ODF) program stop buang air besar sembarangan (BABS) dilaksanakan Pemerintah Desa Cikembar melibatkan BPD, jajaran RW, Babinsa Koramil 0708, Bhabinkamtibmas Polsek Cikembar, Satgas Covid-19 dan Puskesmas Kecamatan Cikembar, Senin (22/3/2021).

Kepala Desa Cikembar, Suhendar, kepada awak media menyatakan, rapat koordinasi ini dilaksanakan sesuai arahan Bupati Sukabumi mengingat Desa Cikembar merupakan salah satu desa percontohan dalam program BABS yang diinisiasi Pemerintah Daerah Kabupaten Sukabumi.

"Kendati berat menjadi desa percontohan, namun menjadi tantangan yang akan kita upayakan bersama dalam pelaksanaannya," ungkap Suhendar, Senin (22/3).

BACA JUGA : 123 Pondok Pesantren Penerima Dana Hibah MUI Dibimtek Kejaksaan Negeri Kabupaten Sukabumi

Menurut Kades, dari total 16 RW di wilayah Desa Cikembar, tujuan program ODF atau BABS adalah untuk menjamin warga masyarakat dapat menerapkan pola hidup bersih dan sehat.

"Hasil rakor tadi Kita sudah menyepakati akan dilakukan pembangunan MCK (mandi cuci kakus) di 2 Kadusunan. Untuk di RW 2 Cikembar RW pembangunan WC umum sementara di RW 3 saat ini telah dibangun MCK bantuan pemerintah kabupaten," terangnya.

Tahapan selanjutnya dalam program ini, Pemdes Cikembar akan merumuskan Peraturan Desa (Perdes).

"Berdasarkan arahan DPMD kita akan melakukan verifikasi kemudian bersama unsur warga akan melakukan deklarasi merubah prilaku hidup warga agar memiliki kesadaran tidak buang air sembarangan," terang Suhendar.

BACA JUGA : Panggul Domba Malam - malam Warga Kabandungan Buru 2 Pria Diduga Pencuri

Disinggung terkait respon warga masyarakat atas program ini, Kades Cikembar angkat suara.

"Tidak bisa dipungkiri respon masyarakat saat sosialisasi sebagian masih ada yang menganggap hal yang tidak terlalu penting, dengan alasan faktor ekonomi dan tidak miliki lahan tanah (agar tidak membuang kotoran langsung ke sungai).

""Namun ada pula yang sadar sanggup untuk membuat MCK yang layak secara mandiri atau kerja bakti." pungkasnya.(*)

TERPOPULER

SUKABUMI TERKINI