Peringatan Dini Gelombang Tinggi Air Laut 22 Hingga 26 Juli 2018

Jumat, 03 Agustus 2018 - 00:00 WIB

Peringatan Dini Gelombang Tinggi Air Laut 22 Hingga 26 Juli 2018
Peringatan Dini Gelombang Tinggi Air Laut 22 Hingga 26 Juli 2018

TatarSukabumi.ID - Sejak tanggal 17 Juli 2018 BMKG memberikan peringatan dini gelombang tinggi air laut yang diperkirakan akan mencapai titik ekstrem hingga ketinggian mencapai 6 meter.

Dilansir dari laman resmi BMKG pada Minggu (22/7/2018), Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) kembali memberikan peringatan dini Gelombang Tinggi air laut yang diperkirakan terjadi pada tanggal 22 hingga 26 Juli 2018.

Gelombang tinggi diperkirakan dengan ketinggian 2,5  hingga 6.0 meter dengan puncak ekstrem diperkirakan terjadi pada tanggal 24 dan 25 Juli 2018.

BACA JUGA : Akibat Kemarau, Debit Air Pasokan PLTA Ubrug Menurun

Informasi yang berhasil dihimpun TatarSukabumi.ID, Prakiraan tinggi gelombang laut di perairan Indonesia pada tanggal 22 hingga 26 Juli 2018 antara lain:

Tinggi Gelombang 1.25 - 2.5 m (Sangat Waspada) berpeluang terjadi di Selat Malaka bagian utara, Laut Natuna Utara, Laut Jawa, Perairan timur Kotabaru, Selat Makassar bagian selatan, Perairan Kepulauan Selayar, Laut Flores, Perairan Baubau - Kepulawan Wakatobi, Laut Banda, Perairan selatan Pulau Buru, Pulau Seram, Perairan Kepulauan Kei, Kepulauan Aru, Perairan Kepulauan Babar, Kepulauan Tanimbar, Laut Arafuru, dan Perairan Jayapura.

Tinggi Gelombang 2.5 - 4 meter (Berbahaya) berpeluang terjadi di Perairan Sabang, Perairan utara dan barat Aceh, Perairan barat Pulau Simeulue hingga Kepulauan Mentawai, Perairan barat Bengkulu, Kepulauan Enggano, Perairan barat Lampung, Selat Sunda bagian Selatan, Perairan Selatan Jawa hingga Pulau Sumbawa, Selat Bali, Selat Lombok, Selat Alas bagian Selatan, Perairan selatan Pulau Sumba, Laut Sawu, Perairan Selatan Pulau Rote.

Pada tanggal 24 - 26 Juli 2018 berpeluang terjadi peningkatan tinggi gelombang hingga 4 - 6 meter (Sangat Berbahaya) diperkirakan terjadi di Perairan barat Aceh, Perairan barat Pulau Simeulue hingga Kepulauan Mentawai, Perairan barat Bengkulu dan Lampung, Samudra Hindia barat Sumatera, Perairan selatan Jawa hingga Pulau Sumba, Selat Bali - Selat Lombok - Selat Alas bagian selatan, Samudra Hindia selatan Jawa hingga NTB.

BACA JUGA : Puluhan Hektar Lahan Pertanian di Sukabumi Terancam Gagal Panen Akibat Kekeringan

Faktor yang menyebabkan terjadinya kondisi cuaca signifikan tersebut ialah masuknya Periode puncak musim kemarau (Juli - Agustus) khususnya di wilayah Indonesia bagian selatan (Jawa, Bali, Nusa Tenggara).

Hal ini ditandai dengan berhembusnya massa udara (angin) yang dingin dan kering dari wilayah Australia yang berdampak pada minimnya potensi hujan dan terjadi peningkatan kecepatan angin di wilayah Indonesia bagian selatan pada periode tersebut.

BACA JUGA : Sejarah Bendung Kebon Randu Waterkracht De Tjitjatih Tjibadak

Kondisi tekanan tinggi yang bertahan di Samudra Hindia (barat Australia) atau disebut dengan istilah Mascarene High memicu terjadinya gelombang tinggi di perairan selatan Indonesia, hal ini dikarenakan kecepatan angin yang tinggi di sekitar wilayah kejadian mascarene high di Samudra Hindia (barat Australia) dan terjadinya swell/alun yang dibangkitkan oleh mascarane high menjalar hingga wilayah Perairan Barat Sumatra, Selatan Jawa hingga Pulau Sumba.

Kondisi tersebut juga berdampak pada peningkatan tinggi gelombang hingga berkisar 4.0 - 6.0 meter di perairan selatan Jawa hingga Nusa Tenggara.(*)

Kontributor : Asep M-Rhe
Editor : Dian Syahputra Pasi

TERPOPULER

SUKABUMI TERKINI