Kepala BMKG Dwikorita Karnawati : Masyarakat Waspada dan Jauhi Daerah Rawan Longsor

Selasa, 15 Januari 2019 - 00:00 WIB

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati : Masyarakat Waspada dan Jauhi Daerah Rawan Longsor
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati : Masyarakat Waspada dan Jauhi Daerah Rawan Longsor

Lokasi Longsor Cisolok Sukabumi / Foto : TatarSukabumi.ID

Lokasi Longsor Cisolok Sukabumi / Foto : TatarSukabumi.ID


TatarSukabumi.ID - Pasca Longsor yang terjadi di Dusun Cimapag, Kecamatan Cisolok, Sukabumi Jawa Barat, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menghimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi longsor susulan, melihat masih tingginya curah curah hujan di wilayah tersebut.


"Dengan kondisi curah hujan seperti sekarang, maka besar kemungkinan adanya longsor susulan,"


"Sebaiknya masyarakat tetap waspada dan menjauhi daerah-daerah yang rawan longsor,"


"Terlebih daerah ini memiliki kemiringan lereng yang terjal, dan tersusun oleh tanah gembur" ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di Cisolok, Sukabumi, Jum'at (11/1).


BACA JUGA : Hujan Es di Sukabumi Fenomena Alam Biasa, Inilah Penjelasannya


Hadir bersama Dwikorita, pejabat baru Kepala BNPB Doni Monardo dan Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kasbani.


Dwikorita mengungkapkan, PVMBG telah memetakan wilayah rentan longsor, sementara BMKG bertugas memberikan peringatan dini terkait informasi curah hujan dan cuaca ekstrim kepada BPBD setempat.


Dengan demikian diharapkan pemerintah daerah dapat lebih tanggap dalam upaya mitigasi dan penanggulangan bencana di wilayahnya.


"Dalam peta tersebut, wilayah ini (Cisolok) termasuk zona menengah dan tinggi untuk pergerakan tanah, artinya daerah ini dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal, yaitu hujan dengan intensitas lebat atau hujan dengan durasi yang panjang selama beberapa jam ataupun beberapa hari," jelas Dwikorita.


BACA JUGA : Doa Korban Longsor Cisolok Sukabumi, Kapolres Sukabumi : Semoga Para Arwah diterima disisi Allah Sebagai Husnul Khotimah


Lebih jauh Dwikorita menghimbau, daerah rawan longsor tidak dijadikan area pemukiman warga, namun sebaliknya agar dijadikan kawasan lindung, relokasi menjadi pilihan tepat bagi warga setempat agar kejadian serupa tidak terulang.


Dalam kesempatan tersebut, Dwikorita bersama Kepala BNPB dan Kepala PVMBG melalukan penanaman Vetifer (akar wangi) yang bermanfaat untuk memperlambat dan menyebarkan limpasan air, mengurangi erosi tanah, dan menguatkan daya ikat tanah pada lereng agar lebih stabil.


BACA JUGA : Waspada Pergerakan Tanah di Wilayah Kabupaten dan Kota Sukabumi


Tanaman berakar tunggang berperan sebagai penguat alamiah pada lereng, dan perlu dihindari pencetakan sawah beririgasi atau kolam (empang) diatas lereng rawan longsor, karena dapat meresapkan air ke dalam tanah hingga mengakibatkan tekanan air meningkat dan mendorong butiran-butiran tanah bergerak longsor.


Diketahui sebelumnya bencana longsor menerjang Dusun Cimapag, Desa Sinaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, pada 31 Desember 2018 silam.


Setidaknya 30 rumah tertimbun material longsor 32 orang ditemukan meninggal dunia dan 1 orang dinyatakan hilang.(*)


Reporter : Rudi Imelda
Editor : Dian Syahputra Pasi

TERPOPULER

SUKABUMI TERKINI