Tradisi Liliuran Masyarakat Sukabumi, Mulai Tergerus Zaman

Senin, 25 Juni 2018 - 00:00 WIB

Tradisi Liliuran Masyarakat Sukabumi, Mulai Tergerus Zaman
Tradisi Liliuran Masyarakat Sukabumi, Mulai Tergerus Zaman


TatarSukabumi.ID - Sebagai komunitas terkecil masyarakat yang masih memegang teguh tradisi, adat istiadat dan budaya, masyarakat pedesaan dalam menjalani kehidupan dan interaksi sosial dengan sesama juga senantiasa mengedepankan prinsip - prinsip kekeluargaan, sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan masyarakat pedesaan dan masih tetap terjaga hingga saat ini.

Nilai budaya dan prinsip kekeluargaan tersebut tercermin dengan banyaknya praktik baik (Best Practic) ditengah masyarakat perdesaan.

Selain niali Gotong Royong, Musyawarah merupakan salah satu budaya baik yang masih tetap ada dan bisa ditemukan di tengah masyarakat pedesaan adalah tradisi Liliuran (saling membantu) dalam menyelesaikan pekerjaan mengolah lahan pertanian, dari proses menggarap lahan hingga masa panen dilaksanakan.

BACA JUGA : Mantan Rocker, Dai Kondang Hari Moekti Wafat, Inilah Wejangan Terakhirnya Saat Pengajian di Sukabumi

Seperti yang dilakukan warga Kampung Sawah Kadusunan Leuwi Waluh, Desa Cipeuteuy, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Ketika musim tanam tiba warga setempat biasa melakukan liliuran mulai dari mengolah lahan, menanam, hingga masa pemeliharaan dan pemanenan, "kegiatan ini sudah sejak dulu dilakukan oleh para karuhun kita, dan masih dilestarikan oleh warga di sini," tutur Priyatna (39) salah satu warga setempat kepada TatarSukabumi.ID, Senin [25/6/2018].


Hal senada diungkap Rokib (50) salah seorang warga Kampung Sukagalih juga menuturkan "liliuran tidak hanya di praktikan dalam pertanian saja, tapi juga dalam hajatan, bangun rumah, dan kegiatan sosial lainya", tuturnya.

BACA JUGA : Kopi Asli Sukabumi Mulai Bersaing di Kota - Kota Besar

Di desa Cihamerang, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, liliuran masih sangat terasa dilakukan oleh warganta, Subarna salah satu warga menceritakan " liliuran tidak hanya untuk kegiatan pertanian saja, namun kegiatan kegiatan sosial lainyapun kami disini masih berlakukan" ujarnya.

Tradisi Liliuran dalam praktiknya tidak saja sebatas aktivitas saling membantu meringankan pekerjaan, mengelola lahan pertanian dengan sesama petani semata, liliuran juga sebagai bukti masih kuatnya ikatan emosional kejerabatan, kebersamaan dan solidaritas sosial yang dibangun atas dasar prinsip kekeluargaan masyarakat di pedesaan.

Di tengah pergeseran gaya hidup sebagian besar masyarakat kekinian (zaman now), yang cendrung individualis dan matrialitis, Tradisi liliuran harus terus dijaga dan dilestarikan sebagai kekuatan dan modal sosial dalam membangun kebersamaan dan persaudaraan, karena tidak menutup kemungkinan praktik baik (Best Practic) seperti ini akan ditinggalkan seiring perubahan zaman.(*)

Kontributor : Asep M-Rhe / Editor : Dian Syahputra Pasi

TERPOPULER

SUKABUMI TERKINI