Pertama di Indonesia Yohana Yambise Resmikan Rumah Sahabat Ibu dan Anak di Sukabumi

Selasa, 20 November 2018 - 00:00 WIB

Pertama di Indonesia Yohana Yambise Resmikan Rumah Sahabat Ibu dan Anak di Sukabumi
Pertama di Indonesia Yohana Yambise Resmikan Rumah Sahabat Ibu dan Anak di Sukabumi

Menteri PPA Yohana Yambise resmikan Rumah Sahabat Ibu dan Anak Pertama di Indonesia / Foto : Dian Syahputra (7/11/2018)


TatarSukabumi.ID - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Anak Republik Indonesia Prof. DR. Yohana Suasana Yembise Dip.Apling, MA melakukan melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Sukabumi - Jawa Barat, Rabu (7/11/2018).


Dalam kunkernya, Yohana Yambise meresmian Rumah Sahabat Ibu dan Anak Women Crisis Centre dan Women Creative Centre sebagai yayasan pusat pengembangan sumberdaya untuk penghapusan kekerasan terhadap perempuan dan anak di Sukabumi.


BACA JUGA : Kabar Duka, Warga Parungkuda Sukabumi Salah Seorang Penumpang Pesawat Lion Air JT 610


Menteri PPA dalam sambutannya mengungkapkan apresiasi atas terobosan yang dilakukan pemerintah Kabupaten Sukabumi yang telah menciptakan Rumah Sahabat Ibu dan Anak sebagai terobosan yang pertama di Indonesia, "Baru pertama kali di Indonesia saya meresmikan rumah sahabat ibu dan anak," ungkap Yohana Yambise, Rabu (7/11/2018).

Menteri PPA Yohana Yambise resmikan Rumah Sahabat Ibu dan Anak Pertama di Indonesia / Foto : Dian Syahputra (7/11/2018)

Menurut Menteri PPA, kekerasan terhadap perempuan dan anak di Indonesia masih tergolong cukup tinggi sehingga dengan didirikannya Women Crisis Centre dan Women Creative Centre diharapkan akan menjadi salah satu upaya untuk menekan tingkat kekerasan terhadap perempuan dan anak di Indonesia.


BACA JUGA : Bupati Sukabumi Tegaskan Kades Jangan Pakai Dana Desa Seolah Uang Pribadi


Sementara itu, orang nomor satu di Kabupaten Sukabumi, Marwan Hamami mengapresiasi kehadiran menteri PPA, "Kami akan terus berupaya memberikan kontribusi bagi Perempuan dan Anak, untuk mendorong Kabupaten Sukabumi sebagai Kota Layak Anak," ungkap Marwan Hamami.


Lebih jauh menurut Marwan, saat ini Pemkab Sukabumi mulai menghindari investasi perusahaan yang mempekerjakan perempuan sebagai buruh, menurut Bupati hampir 70 % pabrik mempekerjakan wanita sebagai buruh, sehingga beberapa persoalan timbul akibat dampak dari permasalahan ini.


Salah satu dampak yang terjadi adalah tidak terkontrolnya anak sehingga menimbulkan kerawanan tindak prilaku kejahatan, kekerasan hingga peredaran Narkoba.


Dengan beberapa alasan tersebut, Pemkab Sukabumi giat melakukan program program pelatihan terhadap kaum perempuan untuk merubah perempuan yang tadinya bekerja menjadi buruh pabrik menjadi wanita yang lebih kreatif.(*)


Reporter : Rapik Utama
Editor : Dian Syahputra Pasi

SUKABUMI TERKINI