Akibat Kekeringan Warga Cibadak Mengaku Jarang Mandi, Harga Air 2 Ribu Perjerigen

Rabu, 22 Agustus 2018 - 00:00 WIB

Akibat Kekeringan Warga Cibadak Mengaku Jarang Mandi, Harga Air 2 Ribu Perjerigen
Akibat Kekeringan Warga Cibadak Mengaku Jarang Mandi, Harga Air 2 Ribu Perjerigen

TatarSukabumi.ID - Beberapa Warga Kampung Leuweung Datar Desa Sukasirna Kecamatan Cibadak, beberapa waktu terakhir mengaku jarang mandi, hal ini terjadi akibat sumur warga sekitar keruh bahkan beberapa warga mengaku sumur telah dilanda kekeringan, Senin [13/8/2018].


Untuk mendapat pasokan air bersih bagi keperluan mandi, masak dan kebutuhan lainnya, warga Kampung Datar harus rela mengambil air ke sumber mata air yang berada di kawasan Baros yang berjarak 2 Kilometer dari perkampungan warga.


BACA JUGA : 800 KK dari 4 Kampung di Cibadak Kekeringan, Asia Muslim Charity Foundation Distribusikan Air Bersih


Kepala Desa Sukasirna Deni Riswandi kepada TatarSukabumi.ID mengungkapkan, "Disini di Kampung Leuweung Datar dihuni sekitar 800 KK, kekeringan ini sekitar 3 Bulan, air sangat sulit dan sumurpun sudah keruh dan tak bisa dipergunakan sama sekali," ungkap Kades Sukasirna, Senin [13/8/2018].



Menurut Kades Sukasirna, Warga harus rela merogoh kantong dua ribu rupiah untuk bisa mendapatkan 1 jerigen air bersih, dan saat ini Pihak Pemdes Sukasirna tengah membuat sumur bor bagi masyarakat.


BACA JUGA : Si Jago Merah Ngamuk, Toko Meubel dan Rumah Warga Ciaul Sukabumi Terbakar


Dari pantauan TatarSukabumi.ID dilokasi kekeringan, Yayasan Sosial Kemanusiaan Asia Muslim Charity Foundation (AMCF) saat ini menurunkan tangki air 5000 liter bagi 800 KK yang terdampak kekeringan.


"Bantuan AMCF Kemanusian saat ini diberikan kepada kampung Leuweung Datar sebanyak 5000 liter air bersih bagi warga yang terdampak dari musim kemarau bantuan dari Provinsi Jawa Barat sangat membantu masyarakat dimana ketika kesulitan warga sekitar harus membeli satu jerigen air 2 ribu rupiah," tutur Deni Riswandi.


BACA JUGA : Kecelakaan Maut, 2 Wanita dan Balita Terserempet Kereta di Sukabumi


Ditempat yang sama, Mak Ijah Hodijah (62) warga Kampung Leuweng Datar mengaku terbantu dengan adanya bantuan air dari AMCF,  Mak Ijah kepada TatarSukabumi.ID mengungkapkan, "ibu kadang punya uang untuk membeli air yang harga perjerigennya 2 ribu, kadang jalan kaki ke sumber air yang jaraknya 2 Kilometer di area perkebunan sawit, kalau tak ada air terpaksa tidak mandi karena ibu tidak punya kendaraan," ratap Mak Ijah.


"Mudah mudahan bantuan air ini terus diberikan, karena sumur ibu sudah kering dan tidak ada airnya selama tiga bulan ini," jelasnya.(*)


Reporter : Isep Panji
Editor : Dian Syahputra Pasi

TERPOPULER

SUKABUMI TERKINI