Petani Warga Ciemas Sukabumi Menjerit, Tanamannya Ditebang BBKSDA

Kamis, 31 Mei 2018 - 00:00 WIB

Petani Warga Ciemas Sukabumi Menjerit, Tanamannya Ditebang BBKSDA
Petani Warga Ciemas Sukabumi Menjerit, Tanamannya Ditebang BBKSDA


TatarSukabumi.ID - Duka mendalam dirasakan para petani usai dilaksanakannya operasi Simpatik yang dilakukan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat yang dimulai sejak 9 hingga 11 Mei 2018 dikawasan Konservasi Ciletuh, Cibanteng Desa Mandrajaya Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi - Jawa Barat.

Ratusan pohon jenis Buah Mangga yang sedang berbunga hampir berbuah, milik petani penggarap yang diperkirakan bisa dipanen usai bulan Ramadhan kini telah rata dengan tanah.

BACA JUGA : Warga Rusak Mako Polsek Bayah, Ini Penyebabnya

Dengan pengawalan ketat aparat Kepolisian, Petugas BKSDA menebang semua tanaman, pohon mangga, Pohon Jati, Jabon, Jeng-jeng (Albasia), dan tanaman yang dianggap bukan tanaman hutan.

Engkos (52) petani di blok Cigadung, yang telah ebih dari 20 tahun menggarap lahan seluas 6 patok (2400 m2), 3 petak sawah dan sebuah gubuk kecil tempat tinggalnya, kini Engkos mengaku tidak tahu harus tinggal dimana, dan bagaimana menyambung hidup menafkahi anak dan istrinya.


Hal senada dirasakan Sarhadi (45), lebih 30 tahun mengolah tanah di Blok Legokcadu, yang sejak tahun 2016 silam lahannya tidak boleh lagi digarap, bahkan Kebun Mangga miliknya, telah di tebang habis.

BACA JUGA : Buntut dilumpuhkannya Tersangka Teroris di Cianjur, Densus 88 Amankan Tersangka Istri Teroris di Sukabumi

Tantan Sutandi ketua DPW Serikat Petani Indonesia saat dihubungi TatarSukabumi.ID  sangat menyayangkan tindakan yang telah dilakukan BBKSDA, dengan dalih menjaga kelestarian alam, merusak dengan menebangi tanaman petani itu bukan merupakan sebuah solusi.

"Sedangkan dalam Permen LHK No.p.83 tahun 2016 tentang perhutanan sosial, BB/BKSDA itu wajib melaksanakan pemberdayaan masyarakat setempat melalui kemitraan kehutanan, dengan luasan 2 HA perkeluarga petani, diareal yang sedang berkonflik, itu sudah jelas aturannya, seharusnya jadi solusi, bukan main sikat begitu. Saya sudah melihat lokasinya di blok Cigadung dan Blok Legokcadu, ketemu sama petaninya, juga sudah ketemu sama kepala desa Mandrajaya, apa yang terjadi terhadap petani di Mandrajaya itu sudah menjadi kewajiban kami di Serikat Petani Indonesia, untuk membantu petani Mandrajaya yang teraniaya, memperjuangkan hak-haknya sebagai Petani juga sebagai Warga Negara Indonesia." Ungkap Tantan, Minggu (13/5/2018).

Reporter : Rapik Utama / Editor : Dian Syahputra Pasi (*)

TERPOPULER

SUKABUMI TERKINI